Seseorang yang lahir pada tanggal 5 July 1997, yang ketika masa remajanya dipanggil dengan nama Bang Biyik.

Sabtu, 16 April 2016

Sejarah Musik Reggae

Reggae adalah salah satu genre musik yang hingga saat ini masih booming dikalangan anak muda di Indonesia. Tahun 1968 banyak orang yang menyebutnya sebagai tahun kelahiran genre musik Reggae ini. Musik ini berawal karena peralihan selera musik masyarakat Jamaika dari Ska dan Rocsteady ke irama musik baru yang bertempo lebih lambat. Kata "Reggae" sendiri diduga berasal dari pengucapan dalam logat Afrika dari kata "Ragged" (gerak kagok seperti hentak badan pada orang yang menari dengan iringan musik ska tau raggae). Irama musik Raggae sendiri di pengaruhi oleh elemen musik R&B yang lahir di New York Orleans, Soul, Rock, Ritmik Afro-Caribean (Calypso, Merengue, Rhumba) dan musik rakyat Jamaika yang disebut Mento yang kaya dengan irama Afrika. Irama musik Ska dan Rocsteady dianggap menjadi pendahulu musik Reggae, bentuk interpretasi musikal R&B yang berkembang di Jamaika yang sarat dengan pengaruh musik Afro-musikal. Para musisi Ska mlakukan banyak eksplorisasi dalam segi teknis maupun musikal, diantaranya cara mengocok guitar guitar secara terbalik (up-strokes), memberi tekanan nada pada nada lemah (syncopated), dan ketukan drum multi-ritmik yang kompleks.

Teknik bermusik para musisi Ska dan Rocsteady banyak ditiru oleh para musisi Reggae namun dengan tempo lebih lamban, dengan dentun bass dan ryhtm guitar lebih menonjol. Karakter vokal penyanyi Reggae biasanya berat, dengan pola lagu seperti pepujian, yang dipengaruhi pula irama tetabuhan, cara menyanyi dan mistik dari Rastafari. Tempo musik yang lebih lambat sangat mendukung dalam penyampaian pesan melalui lirik lagu yang terkait dengan tradisi religi Rastafari, dan permasalahan sosial politik humanistik dan universal.
Bob Marley
Tokoh diatas adalah salah satu musisi legenda dalam perkembangan musik Reggae, Di tahun 1972 bob Marley yang merupakan anggota dari band The Wailers meluncurkan album "Catch A Fire" yang melambungkan Reggae hingga ke luar Jamaika. Kepopuleran Reggae di Amerika di tunjang juga oleh film "The Harder They Come" pada tahun 1973, dan dimainkannya Reggae oleh para pemusik kulit putih seperti, Eric Clapton, Paul Simon, Lee 'Scractch', Perry dan UB40. Irama Raggae kemudian mempengaruhi lairan-aliran musik pada dekade setelahnya, diantaranya Reggae hip-hop, Reggae rock, Blues dan sebagainya.

Akar musik Reggae terkait erat dengan tanah kelahirannya yaitu Jamaika. Jamaika adalah sebuah pulau yang dihuni oleh suku Indian Arawak. Nama Jamaika sendiri berasal dari kosa kata arawak "xaymaca" yang berarti pulau hutan dan air. Pada abad ke-16 kolonialisme Inggris dan Spanyol memusnahkan suku Arawak, yang kemudian di gantikan oleh ribuan budak belian berkulit hitam dari daratan Afrika. Budak-budak tersebut dipekerjakan pada industri gula dan perkebunan yang ada disana. Sejarah kelam penindasan antar manusia pun dimulai dan berlangsung hingga lebih dari 2 abad. Pada tahun 1838 praktek perbudakan dihapus, yang diikuti pula dengan melesunya perdagangan gula dunia. Di tengah kerja berat dan ancaman penindasan, kaum budak Afrika memelihara ketertarikan terhadap tanah kelahiran mereka dengan mempertahankan tradisi. Mereka mengisahkan kehidupan di Afrika dengan nyanyian (chant) dan bebunyian (drumming) sederhana. Interaksi yang terjadi dengan kaum Eropa pun membekaskan produk silang budaya yang akhirnya menjadi folk tradisi asli Jamaika.
Pada awal abad ke-20 sejarah gerakan penyadaran identitas kaum kulit hitam yang kemudian berteman erat dengan keberadaan musik reggae yang mulai desemai. Marcus Mosiah Garvey adalah seorang pendeta dan aktivis kulit hitam Jamaika, yang melontarkan gagasan "Afrika untuk bangsa Afrika" dan menyerukan gerakan repatriasi (pemulangan kembali) masyarakat kulit hitam di luar Afrika. Pada tahun 1914, Garvey mendirikan "Universal Negro Improvement Association" (UNIA), gerakan sosio-religius yang dinilai sebagai gerakan kesadaran identitas baru bagi kaum kulit hitam. Pada tahun 1916-1922, Garvey meninggalkan Jamaika untuk membangun markas UNIA di Harlem, New York. Sampai tahun 1922 UNIA mempunyai 7 juta orang pengikut. Antara tahun 1928-1930 Garvey kembali ke Jamaika dan terlibat dalam perjuangan politik kaum hitam, dan tahun 1929 Garvey meramalkan datangnya seorang raja Afrika yang menandai pembebasan ras kulit hitam dari penindasan kaum Babylon. Ketika Ras Tafari Makonnen dinobatkan sebagai raja Ethiopia di tahun 1930, yang bergelar HIM Haile Selassie I, para pengikut ajaran Garvey menganggap Ras Tafari sebagai sosok pembebas itu. M ereka juga menganggap Ethiopia sebagai zion tanah damai bak surga bagi kaum kulit hitam di dalam maupun di luar Afrika. Ajaran Garvey pun mewujud sebagai sebuah religi baru yaitu Rastafari dengan Haile Salassie sebagai sosok yang di tuhan kan.

Pada bulan April 1966, karena ancaman pertentangan sosial yang meilbatkan kaum Rastafari, pemerintah Jamaika mengundang HIM Haile Selassie I untuk berkunjung menjumpai penghayat Rastafari. Dia menyampaikan menyediakan tanah di Ethiopia selatan untuk repatriasi Rasta. Namun Haile Selassie juga menekankan perlunya Rasta untuk membebaskan Jamaika dari penindasan dan ketidak adilan, dan menjadikan Rastafari sebagai jalan hidup sebelum mereka eksodus ke Ethiopia. Tahun-tahun setelahnya gerakan kredo tersebut semakin tersebar luas, yakni bersatunya kemanusiaan adalah pesannya, musik adalah modus oprasinya, perdamaian di bumi seperti halnya di surga adalah tujuannya, memperjuangkan hak adalah cara untuk melenyapkan segala bentuk penindasan fisik, dan mental adalah esensi perjuangannya. Pada tahun 1967 Bob Marley menjadi pengikut Rastafari dan setahun kemudian kelahiran genre musik Reggae, yang menjadi modus operandi penyebaran jaran Rastafari.

Baca juga:

  1 komentar:

Popular Posts

Recent Comments

Formulir Kontak



Kategori

Comment

Chat Me

Artikel Terbaru